Aroma dan kenikmatan dalam secangkir kopi telah menghipnotis banyak orang menghabiskan waktu senggangnya untuk menikmati secangkir kopi, baik secara sendiri sendiri maupun berkumpul bersama kawan.
Salam satu aspal, secangkir kopi, sejuta koloborasi. Awalnya Jamil Musanif membuat sebuah group Whatsapp biasa untuk teman teman yang sama sama mencintai kopi, sekitar 20 orang di Bulan Maret tahun 2016. “walaupun beranggota sedikit, obrolan group selalu hidup” Kata Jamil Musanif mengenang. Setiap pertanyaan yang masuk pasti ditanggapi dengan antusias. Karena diskusi berjalan aktif lambat laun anggota terus bertambah. Pernah suatu waktu bertempat di cafe Dayang di Kawasan Kemang, berkumpul beberapa anggota group dan diskusi juga berjalan di group WA. Atas inisitif salah satu anggota, yaitu Lisa Ayodya sebagai penyelenggara Rembuk Kopi Nusantara di Smesco, memberikan satu stand untuk Cofee Lovers Indonesia. Mulailah banyak pencinta cofee bergabung di group. Banyak masyarakat yang tertarik belajar tentang kopi dengan latar belakang yang berbeda beda mulai dari akademisi, pekebun, pedagang, pemilik kedai, barista, penikmat kopi bahkan pelajar. Kini anggota Cofee Lover Indonesia telah tersebar di 22 propinsi dan mereka membuat group sendiri berdasakan wilayahnya. Cofee Lover Indonesia telah dinotariskan dan terdaftar di Kementrian Hukum dan Ham, dengan Jamil Musanif sebagai ketuanya.
Ditemui dikantornya di Komplek Garuda Food – Kebayoran Lama Jakarta. Lisa Ayodya menceritakan keseruan anggota Cofee Lovers Indonesia. Anggota yang berlatar belakang berbeda ini, dapat saring apa saja tentang kopi. Dari penikmat kopi yang tidak tau apa apa tentang kopi, akhirnya bisa menjadi pengusaha kopi. “Cofee Lovers Indonesia ini bukan sekedar perkumpulan orang – orang pencinta kopi loh”. Lisa menjelaskan, anggota saling berbagi, belajar, bertanya dan berjualan, semua tentang kopi dan banyak sekali manfaat yang didapat anggota. Ada yang menjual mesin, menjual bibit, lahan dan tentu kopinya. Tidak sedikit anggota yang akhirnya membuka cafe. Seperti yang dialami salah satu anggota, Weny Astuti mantan karyawan Deptan, membuka Kedai Kopi Raden di Pondok Melati Bekasi. Berkat mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan Cofee Lovers Indonesia, seperti Barista dan manajemen toko. Untuk pelatihan yang mengajar juga anggota. “yach konsepnya saling belajar dari anggota untuk anggota” tambah Lisa Ayodya.
Jamil Musanif menjelaskan, program Cofee Lovers Indonesia sampai dengan tahun 2022 adalah:
1. Pengembangan agrobisnis kopi dari hulu ke hilir melalui pelatihan, penyuluhan, pendampingan dan kerjasama serta promosi
2. Pengembangan Agrobisnis Kopi Organik di daerah perbatasan RI, Propinsi Kalimantan Utara.
3. Pengembanga pelabelan produk olahan kopi.
4. Fasilitas dan advokasi penerapan ketentuan indikasi geografis (IG) secara menyeluruh hulu – hilir
5. Pengembangan AGRO TEKNOPARK dan AGROWISATA berbasis kopi.
6. Direktori dan referesi Kopi Indonesia.
Selain itu yang sedang dirintis adalah program rehabilitasi dan pembinaan kopi dan desa yang terkena bencana. Program menarik bermunculan dan menjadi perbincanagan yang hangat bagi anggota Cofee Lover Indonesia. Lisa Ayodya mempunyai harapan tersendiri dengan hadirnya Cofee Lovers Indonesia. Kopi di Indonesia banyak sekali namanya disesuaikan dengan wilayah tempat asalnya, contohnya Kopi Toraja, Kopi Gayo dll. Mereka membuat brand sendiri tanpa mengangkat Kopi Indonesia. “saya berkeinginan semua lebel kopi di Indonesia harus memuat kata ‘KOPI INDONESIA’ baru disambung dengan merek kopinya” demikian penjelasan Lisa Adyoya. “dengan demikian masyarakat kopi dunia, mengenal Kopi Indonesia dan bisa mudah bersaing di pasar Internasional”.
Cofee Lover Indonesia itu beda dengan asosiasi asosia atau gabungan gabungan yang ada di masyarakat Indonesia. Jamil Musanif menjelaskan, Jika asosiasi lain umunya anggotanya berlatar belakang yang sama dan merupakan kumpulan profesi atau usaha sejenis, seperti asosiasi pengacara semua pengacara, asosiasi konsultan semua anggota konsultan, asosiasi developer semua anggota tentu developer. Anggota Cofee Lovers Indonesia ada yang berusaha mebel, ada yang usahanya jual alat-alat kopi, ada petani, pedagang, dosen, jadi tidak sama , tapi justru mereka malah bersinergi. “Ada anggota yang mau buka cafe, teman yang pengusaha mebel dapat mendukung, yang usaha alat-alat cafe dapat membantu, yang punya kopi apalagi”. Tutur Jamil Musanif dengan semangat. “Jadi dari kopi ini kita bisa bersahabat dan berbisnis”
Hns/X/23
Komentar0