BUA5GfG8GpW8TUr0TUGpBSA6Td==

TERDAMPAR DI KOTA BINTANG BERJUMPA DI WARUNG TEKKO


Say….. Di Bekasi hujan ga berhenti,   Gw mampir dah di warung TEKKO.  Mudah mudahan cukup duit Gw nih ……

Ini resto interiornya sangat alami. Jejeran bangku dan meja kayu, hiasan dinding caping yang berjejer, serta pohon - pohon besar nan hijau.... Yes Indonesia bangets. Ditambah lagi beberapa kandang burung megelantung sebagai kap lampu, menambah suasana kampung bangets. Ini pasti rasa Indonesia atau kalau melihat namanya Warung Tekko, jangan – jangan ini masakan Jawa ya. 

Jejeran anak tangga yang lebar terbuat dari kayu tua membawa Gw ke lantai dua. Pemandangannya cantik, bisa melihat Kota Bintang dengan bebas. Iseng Gw buka jendela tua dan melihat ke bawah..... kreeek.... waduh .... keren ... orang – orang menikmati obrolan baik yang bergerombol atau yang asik berduaan. Resto ini cukup luas, walau banyak pengunjung tetap saja tidak berasa ramai...  


“Mas Han”, teguran suara laki-laki ….lembut, membuat Gw terkejut dan menoleh. Ah.. kawan lama rupanya. “Mas Sidik”... Gw menyalaminya, dia tertawa. “berapa belas tahun kita ga jumpa” tanya Gw. Bukannya dijawab, dia malah menyodorkan segelas jeruk nipis hangat. “ini pesananya”. Oh ... iya, Gw memang memesannya. Ko Mas Sidik yang antar ya?, pertanyaan yang belum sempat Gw lontarkan, namun sudah dijawab. “saya kerja disini mas sekarang”. “hijrah dari PR Hotel ke Manager Resto”. Heemm boleh juga nih Mas Sidik.


“Mas Sidik sudah lama di sini”, pertanyaan Gw yang penuh penasaran. “Sejak 2012”, jawab Mas Sidik singkat. “Setelah keluar dari Hotel Akasia, saya coba di sini”, jelas mas Sidik selanjutnya. Lalu Mas Sidik menjelaskan, warung Tekko ini didirikan oleh Bapak Widodo Hariyanto pada tahun 2009. Resto pertama dibuka di daerah Pantai Indah Kapuk. Di resto ini menu andalannya, yaitu iga penyet. Mas Sidik menyodorkan potongan iga penyet yang telah dilamuri sambal ke piring Gw, “cobain deh, ini andalan banget loh” katanya dengan suara yang percaya diri. Biasanya kalau penyetan Gw pilih ayam goreng penyet dengan sambel hijau. Baru kali ini Gw mencicipi iga penyet dengan sambel merah.   Iga yang telah digoreng ini dipotong kecil persegi, tapi dagingnya sangat tebal, disajikan dalam cobek tanah, sangat terasa khas Indonesianya. Begitu empuk, hanya dengan sendok saja, iga ini langsung lepas dari tulangnya dan mudah dipotong potong. Saat mengigit dagingnya, kempukannya sangat terasa, namun seratnya juga masih dominan dan ituloh …… sedikit minyaknya keluar dari dagingnya menjadi sempurna dengan pedasnya sambel merah….  WOW….. Blepetan bibir Gw. 


Ini benar – benar perpaduan antara lapar, kelezetan makanan nusantara dan suasana yang mendukung, sehingga semua makanan dan minuman yang disajikan ludes kita makan.  Hujan telah reda………, perut telah kenyang…….., haus dan dahaga telah lepas....  eh ternyata uang di kantongpun utuh…. “saya yang traktir Mas” kata Mas Sidik sambil mengatar Gw  ke parkiran. Gw  hanya tersenyum sambil berterimakasih. Di mobil Gw bersyukur, ternyata hujan deras telah menghempaskan Gw dikota Bintang dan berjumpa dengan kawan lama di Warung Tekko.  Begitu indah takdirmu Tuhan.

Komentar0

Type above and press Enter to search.